Tuesday, March 27, 2012

[Review] Bersedekah ala Converse

Converse Made In Music Banner

Siapa yang tidak kenal Brand Sepatu Converse. Mungkin bagi sebagian orang bisa jadi converse adalah sepatu yang wajib dimiliki paling tidak satu pasang seumur hidupnya. Bisa saya pastikan 9 dari 10 anak muda di dunia paling tidak pernah memiliki satu sepatu converse (asli ataupun tiruan). Karena memang begitu kuat positioning converse dimata anak muda. Setiap tahunnya mereka selalu berinovasi terhadap brandingnya. Saat ini converse merangkul 4 sub-kultur anak muda yang memang sangat dekat dengan kehidupan anak muda, yaitu music, skateboard, basketball, dan style.

Mari kita lihat lebih jauh music branding yang dilakukan converse saat ini. Akhir tahun 2011 lalu converse baru saja merilis sebuah campaignnya "Converse Rubber Tracks". Converse Rubber Tracks adalah sebuah program dimana sebuah band bisa mengajukan rekaman selama 1-2hari di studio berkelas professional secara gratis. Wow! Hal ini pasti sangat menarik bagi para band-band yang ingin memproduksi musiknya dengan kualitas professional namun tidak memiliki produser untuk membiayainya. Padahal biaya untuk memproduksi sebuah lagu di studio professional bisa memakan biaya sekitar US$2000 - US$8000. Converse membangun sebuah studio di Brooklyn, NYC dengan peralatan rekaman professional yang berkerja sama dengan Guitar Center. Menurut Goff Cottrill (CEO Marketing Converse) "Converse melakukan hal ini karena ingin berterimakasih kepada para musisi yang senantiasa menggunakan produk mereka hingga menjadi sebuah kultur tersendiri dikalangan musisi". Sangat mulia sekali hal ini jika dilakukan oleh brand-brand besar di negeri kita. Mungkin di Indonesia pernah dilakukan oleh beberapa brand rokok besar, tetapi pada kenyataannya tetap saja mereka membuat ajang kontes yang pada akhirnya berusaha menghilangkan unsur idealis dalam berkaryanya.

Converse Rubber Tracks Logo

Dari sisi strateginya, converse melakukan hal yang tidak jauh berbeda dengan music branding lainnya. Yaitu dengan membuat sebuah komunitas tersendiri. Disini membuat komunitas bukan dalam arti kata mereka mengumpulkan beberapa orang lalu mengorganisir untuk menyukai produknya. Mereka cukup mencari tau sesuatu yang paling digemari oleh target market mereka. Setelah itu mereka meriset apa saja yang menjadi 'Needs' dalam sebuah musik. Disini converse melihat banyak sekali anak muda yang memiliki band / sebuah karya musik tetapi tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkannya. Mereka melihat ada beberapa penyebab salah satunya mereka tidak bisa memproduk musiknya dengan kualitas professional karena memang keterbatasan budget. Disinilah converse melihat celah untuk membuat sebuah promosi yang sangat unik.

Dalam "Converse Rubber Track" tidak hanya melakukan recording saja. Mereka membuat sebuah studio update yang secara tidak langsung bisa menjadi menjadi bentuk promosi yang berlanjut. Memiliki studio update sangat menarik karena bisa dinikmati seperti membaca blog dan tentu saja menambah fans dari converse. Sangat efektif sekali bentuk Music Branding seperti ini, tanpa harus seperti memaksa membeli tetapi malah memberi sesuatu kepada fans mereka.






Tuesday, March 6, 2012

[Feature] Branding + Music = Loyal Consumers


Dahulu saat persaingan antar produk / perusahaan di pasar masih sangat minim, sebuah brand bukanlah menjadi hal yang begitu penting. Karena konsumen tidak memiliki banyak pilihan, maka apa yang tersedia di pasar itulah yang dipilih. Tetapi ketika "blue ocean" berubah menjadi "red ocean" sebuah produk / perusahaan harus memiliki brand yang kuat agar diingat oleh konsumennya. Branding merupakan suatu proses untuk menancapkan brand dibenak konsumen, terlebih lagi merubah seorang konsumen menjadi fans yang sangat loyal dengan brand tersebut. Dalam suatu proses branding tidak hanya melakukan promosi semata tetapi disini branding dimulai dari mencari potensi terunik dari sebuah produk / perusahaan dan melakukan strategi komunikasi yang tepat untuk potensi tersebut.



Musik bisa menjadi media yang menarik sebagai proses branding. Semua orang menyukai musik dan musik memiliki penikmat yang loyal terhadap idolanya. Musik bisa membuat komunitas, jika hal ini dilakukan pada sebuah brand maka rand tersebut secara tidak langsung memiliki fans yang loyal dari band / artist tersebut. Banyak sekali brand fashion yang sudah mengadaptasi strategi ini. Contohnya brand sepatu skateboard asal California, Amerika Serikat. Mereka sangat sadar bahwa industri musik yang berkembang sangat pesat saat itu bisa menjadi alat branding yang kuat untuk menancapkan brand dibenak konsumen. Mereka membuat sebuah event Vans Warped Tour yang sampai saat ini menjadi pagelaran musik Rock Alternatif paling bergengsi di dunia. Terbukti brand vans bisa merubah seorang konsumen menjadi loyal fans yang senantiasa membeli produk mereka.