Thursday, June 21, 2012

[History] In My Merry Oldsmobile

“It’s ev’ry Sunday morning when I am by your side
We’ll jump into the Wagon and all take a ride
Wait for the Wagon, Wait for the Wagon
Studebaker’s Wagon and we’ll take a ride”


Jika bertanya siapa brand yang pertama kali melakukan music branding mungkin sangat susah sekali ditemukan. Tetapi berikut ada artikel menarik yang menyatakan bahwa yang pertamakali melakukannya adalah studbarker wagon. Lagu Wait fo the wagon ditulis pertamakali pada tahun 1850, bercerita untuk memuji produk studbaker pada saat itu, dan pada akhirnya digunakan untuk berpromosi mereka. Lagu ini dirilis berulang kali dengan macam - macam versi dan beberapa diantaranya tidak menyebutkan kata studbaker ini. Namun sayangnya tidak terdokumentasi dengan baik sehingga saat ini sangat susah untuk mencari versi asli dari lagu ini. Namun setelah 20tahun kemudian General Motors turut serta melakukan hal yang sama seprti studbaker. Untuk produk Oldsmobile mereka membuat iklan yang katanya kurang lebih sama persis dengan judul In My Merry Oldsmobile. Iklan ini dengan gaya kartun fleischer, dirilis tahun pada tahun 1931. Berikut iklan tv Oldsmobile.


http://www.musicandbranding.com/first-instance-of-music-branding/

[Review] Buick: One from the road

Buick merupakan mobil mewah modern asal amerika serikat yang turut serta mengaitkan music branding denga dunia otomotif. Beberapa waktu silam buick berkerja sama dengan band asal long beach, california Hellogoodbye. Hellogoodbye terbentuk pada tahun 2002 dan telah berhasil untuk mengembangkan musiknya menjadi lebih dewasa ala indie pop music. Dalam aktivitas bermusiknya Hellogoodbye diberi kesempatan untuk membuat sebuah video-documentary selama 2 hari yang meliput kegiatan menulis musik untuk album terbarunya. Lagu berjudul one from the road seperti secara kebetulan ditulis oleh mereka khusus untuk buick. Di video documentary ini seperti berusaha menggabungkan sisi kemewahan dari interior buick dengan gaya indie pop Hellogoodbye. Sebelum video documenter ini dirilis, mereka mengupload beberapa video teaser untuk membuat penasaran para fans Hellogoodbye. Kalau penasaran langsung saja tengok videonya berikut.


Wednesday, June 20, 2012

[Feature] Tracking Indonesia Conversation

Era digital sangat dekat dengan kita, hampir semua orang menggunakan media ini untuk melakukan promosi atau hanya sekadar bertukar pikiran. Kehadiran social network seperti twitter dan facebook menimbulkan format baru antar manusia berinteraksi. Karena maik banyak yang menggunakannya para brand ini seperti tidak ingin melewatkan trend media satu ini. Akhirnya semua brand berbondong-bondong untuk membuat akun social network guna membangun citra di era digital ini. Bagi mereka brand besar pasti mengalokasikan budget yang cukup besar demi membangun branding di dunia offline yang mengangkat aktivitas di dunia online. Karena menurut pengamatan saya karakteristik orang - orang yang menggunakan social network ini cenderung menuliskan apa saja yang terjadi disekitarnya. Untuk brand denga low budget tidak kehabisan akal juga, mereka cukup mengajak teman - teman sekitarnya untuk membantu meretweet saja sudah cukup. Atau yang lebih cerdik bisa menggunakan konten - konten yang digarap secara baik dan di share yang bisa juga berguna bagi orang lain. Selain berpromosi sekaligus berbagi.

Setelah itu semua dilaksanakan tapi penjualan yang belum melonjak juga tuh. Apa budget yang ekluar kurang besar ya? atau kontennya kurang menarik? Atau memang promosi via digital ini masih belum tepat ya? Eits tunggu dulu, jangan asal bilang media digital ini gak tepat dong. Coba diukur dulu sejauh ini orang - orang ada yang tertarik sama brand kita tidak? Cara paling mudah si dengan fitur search yang ada twitter client. Tapi kalo mau merangkum semua percakapan yang ada di beberapa akun social net ini gimana dong? Tenang saja ada SX Indeks yang sangat jitu dalam melacak percakapan yang terjadi di dunia digital ini.

SX indeks adalah tool milik salingsilang.com. Diketahui saling silang merupakan situs yang menyebar perbincangan menarik dan menjadi trending topic di media sosial di indonesia. Terus apa fungsi SX indeks ini? Tool ini memiliki fitur yang dapat membuat rencana campaign sekaligus evaluasi hasilnya. Selain itu tool ini menyediakan fitur customer feedback, yang bisa menjaring keluh kesah konsumen di dunia digital. Yang paling menarik dari tool ini adalah fitur customer insight and behaviour. Secara instan kita bisa mengetahui perilaku dari konsumen hingga kebetuhan mereka, dengan satu klik dan semua data tersaji dalam bentuk pdf. Secara instan tools ini menjawab 3 dari 7 langkah yang pernah saya tuliskan sebelumnya. Sayangnya tools ini tidak gratis, sehingga bagi kita yang masih coba - coba tidak disarankan untuk menggunakannya.

[Interview] Gannery Atmajaya

Posting kali ini mari berkenalan dengan dedengkot musik rock surabaya. Meskipun umurnya masih sangat muda, tapi dia sudah bisa bangkittin musik rock surabaya lho. Langsung saja kita ngobrolnya.

Q: Hai gan, silahkan perkenalkan diri sama teman -teman pembaca.
A: Hai, saya gangan, drummer mmih, dan owner gannery eventaintment.

Q: Mulai dr kapan sih suka main musik sampe akhirnya memutuskan untuk main musik secara penuh seperti sekarang?
A: Kalo mulai belajar musik udah dari kecil dulu sih. Tapi kalo mulai main band serius ya waktu sma bareng MMIH yang sampe sekrang udah jalan 3 tahun lebih.

Q: Musik ini buat kamu seperti apa sih pengaruhnya?
A: Musik ini seperti ekspresi raut wajah. Jadi ya bisa gambarin mood seseorang.

Q: Bagaimana menurut kamu perkembangan musik di indonesia khususnya surabaya sendiri?
A: Surabaya dulu sempet rame banget gigs musiknya, banyak acara acara2 kecil di cafe2 ato di garasi rumah gitu dengan alat seadanya. Sempet menurun dan sekarang bakal naik lagi soalnya ada acara rock on surabaya. haha

Q: Oh, iya boleh dicritakan sedikit tentang acara rock on surabayanya
A: Rock on surabaya ini rencananya acara tahunan musik2 rock asli surabaya dengan event sekala besar. Jadi aku pingin surabaya dilihat potensi musisi mudanya. Untuk acara tahun ini bakal banyak bangt yang main, mulai dari band rock lawas2 sekelas plester x sampe band yang masa kini banget kayak MMIH, sama BAFT. Dateng yah semua temen2.

Q: Menurut kamu penting nggak sih sebuah band memiliki sebuah branding tersendiri?
A: Sebenernya baru tau ini kalo band itu ada istilah branding. Mungkin yang aku tangkep ini seperti bikin image tersendiri gitu ya? kalo itu pasti penting banget, soalnya musiknya keren banget tapi tampilannya standar aja gitu pasti ya pada males liatnya. Endorsan juga pada males padahal musiknya udah keren banget.

Q: Pertanyaan terakhir nih, apa pesan - pesan buat musik surabaya?
A: Gak usah mengkotak2an musik rek, kita sama2 arek suroboyonya kalo bisa bersatu pasti rame lagi musik suroboyo iki.

terimakasih sekian interview bersama dedengkot muda musik rock surabaya.

Monday, June 18, 2012

[Feature] Datsun is back!

Tahun 2014 yang akan datang, Nissan Motor Co ingin membuat kendaraan Low Cost Green Car di 3 negara indonesia, Rusia, dan india. Namun Nissan tidak akan menggunakan brandnya, melainkan menggunakan sub-brandnya Datsun. Dengan pertimbangan agar tidak mengganggu branding dari Nissan yang sudah mapan dikelas menengah. Diketahui bahwan datsun adalah anak perusahaan Nissan, untuk pasar amerika. Sebenarnya aroma ini tercium saat saya menonton Transformer 3, terlihat mobil datsun 510 milik sam witwicky. Setelah browsing sana sini ternyata benar 2 tahun lagi datsun akan kembali dan beruntungnya indonesia menjadi salah satu tempat lahirnya. Nissan menginvestasi US$400 untuk pembuatan pabrik dan outlet tersebar di 70 lokasi. Rencananya datsun yang akan diproduksi nanti bukan mengadopsi spirit fairlady 240z ataupun bluebird, melainkan seri yang lebih lawas sedan era pertengahan 1950 atau bahkan roadster era 1930. Datsun sendiri cukup ngetop karena sering muncul di berbagai film tahun 70an, hingga pada tahun 1983 dimatikan oleh Nissan Motor Co dengan alasan rebranding. Saya disini tidak ingin bercerita tentang  sejarah datsun lebih panjang terlebih rebranding Nissan, silahkan googling saja kalau tertarik. :)

Datsun 510
Saat pertamakali mendengar kata Datsun, satu hal yang terbayangkan adalah mobilnya rocker. Karena yang pertama kali terlintas adalah nama quartet-modern-led-zep The Datsuns. hahaha Memang tidak ada korelasi diantara mereka tapi mungkin karena nama mereka mirip jadi inilah yang saya ingat. Mungkin seperti motor vespa yang identik sama anak mods. Berangkat dari situ, saya berandai - andai "Gimana kalo datsun masuk kembali dengan music branding?". Segmentasi market yang Low Budget saya rasa cocok juga dengan konsep music branding yang youth-rock-rebel-personalitas-kebutuhan ramah lingkungan. Music yang cocok yang tentu saja yang sangat led-zep, bisa jadi ya The Sigit! Selain musicnya yang nge-rock grup band ini juga pernah tur di amerika, jadi bisa dibilang band indie level internasional. Untuk jangkauan nasional jangan khawatir, stasiun tv one memiliki acara musik non- mainstream Radioshow yang di hampir tiap episodenya meraih trending topic di twitter. Saat brand activation cukup menggelar tour the sigit di 7 kota besar. Buzz marketing bisa melalui personal twitter the sigit yang menceritakan passionnya terhadap datsun. Paling nggak saya pasti ngiler liat datsun baru itu. hehe

Ya inilah ngayal saya saat sebelum tidur, jadi ya tanpa riset cuman dari hasil pengamatan saya saja sebelum tidur. Kalo khayalan kalian gimana?  :D

Source: http://bit.ly/KfVVNNhttp://bit.ly/MJdNRt

[Review] How Slank Are You?

Slanker Bendera
Pernah memperhatikan para penonton acara musik membawa bendera Slank & O!? haha ya mungkin setiap acara musik yang dilakukan diluar ruangan pasti akan ada yang membawa bendera tersebut, dan mereka dengan sukarela membuat, membawa, tentu saja mengibarkan benderanya. Inilah salah satu contoh Fans atau brand loyalty. Rupanya Slank cukup memperhatikan brandingnya, mulai dari musik, fashion style, hingga cara berkomunikasi mereka yang sangat khas. Terlebih dari itu Slank cukup peduli dengan fansnya dan mereka cukup tahun siapa saja mereka. Bukan mengenal secara persoal satu persatu, karena itu hal yang sangat mustahil. Hampir semua anak muda, laki / perempuan yang hidup di era 90an pasti suka dengan mereka, paling tidak menghafal reff salah lagunya. Slank mengetahui persis bahwa fansnya sangat beragam, mulai dari anak desa hingga para eksekutif muda yang cukup berkantong tebal. Dengan cerdik Slank tidak menyamaratakan fansnya ini karena cara berkomunikasi mereka pasti berbeda dan kemungkinan untuk datang ke konser slank pun berbeda. Para Slankers (sebutan fans slank) ini secara segmentasi dibagi 2 macam, yang pertama mereka disebut Slankers bendera. Slankers bendera adalah mereka yang sering datang ke konser Slank membawa bendera, berdompet cekak, dan die hard fans. Yang kedua adalah Slank wangi. hahaha Slank wangi adalah mereka para fans premium slank, berduit banyak, berdandan rapih dan juga wangi.

Konser I Slank You: The Journey of The Blue Island

Mereka memahami betul karakteristik masing - masing slankersnya itu. Contohnya Slanker bendera, mereka cenderung untuk datang ke konser yang gratisan, kalaupun konsernya itu berbayar pasti mereka mencari cara untuk masuk secara gratis. Namun loyalitas mereka sangat tinggi, hingga sebuah pertandingan sepak bola pun mereka tetap membawa bendera slank versi tim dukungan mereka. Untuk Slanker wangi, mereka ini yang memiliki kantong cukup tebal sehingga bisa membeli CD dan tak sungkan - sungkan membeli tiket seharga jutaan rupiah. Mereka rela membayar tiket mahal untuk melihat pertunjukan slank sama liarnya dengan konser slank biasanya namun deng suasana nyaman dan tidak berdesak - desakan. Buktinya adalah mereka menggelar konser I Slank You: The Journey of The Blue island di sebuah hotel bintang lima Ritz Carlton. Karena digelar disebuah hotel mewah bisa ditebak harga tiketnya yang diamond dijual seharga 2juta rupiah! Hotel Ritz Carlton pun mendadak menjadi sebuah tempat karaoke masif namun dengan suasana lenggang dan nyaman layaknya sebuah Hall Hotel Bintang Lima.

Jadi How Slank Are You?

[Feature] 3 Creative Destruction

"Janganlah menjadi kodak!" begitu kata Yuswohady di website brand gardener. Kalau diingat berita beberapa waktu silam bahwa akhirnya kodak menyatakan gulung tikar karena tidak bisa bertahan di era digital ini. Nokia yang kewalahan dengan symbiannya lalu berkompromi dengan windows namun belum terlihat ada hasilnya. Tulisan diatas memang sangat benar menurut saya, karena tidak bisa membaca perubahan sama saja diam ditempat saat dikubur oleh brand-brand lain. Ambil contoh brand converse yang seharusnya mereka adalah brand yang mapan tetapi lebih memilih untuk tetap bergerak melakukan inovasi dan mengikuti trend yang sedang terjadi di lingkungan konsumennya. Ada 3 hal kreatif yang menjadi momok bagi brand - brand yang merasa sudah mapan dan tidak ingin berinovasi.

Getok Tular
1. Customers are connected
Sebenarnya sejak jaman orang tua saya, saya sudah mendengar hal ini dengan istilah getok tular. Yep setiap orang memiliki testimoni tersendiri terhadap suatu brand, meskipun testimoni itu hanya dia dengar / baca dari media maupun cuman sekilas dengar orang lagi ngobrol. Namun bedanya saat ini ritual getok tular itu bisa dilakukan hanya dengan hitungan detik saja berkat bantuan era digital. Kita hanya perlu menuliskan di akun social seperti twitter atau facebook paling tidak orang di sekitar kita pasti akan mengetahuinya tanpa harus kita melakukan usaha untuk membacanya. Mereka perlu sedikit berkonsentrasi dalam hal ini, meskipun tidak perlu membuat satu divisi customer service yang kompleks. Cukup dengan satu akun social yang aktif merespon segala testimoni dari customer sangat membantu di era digital ini.


2. Consumption becomes collaborative
Karena customer sudah saling berhubungan ada kemungkinan mereka untuk melakukan sharing baik dalam penggunaan suatu produk maupun jasa. Seperti contohnya Zipcar yang menawarkan car sharing. Mungkin kalo di Indonesia seperti rental - rental mobil, tapi zipcar bisa digunakan perjam, perbulan ataupun untuk tahunan. Dan zipcar memiliki tempat parkir yang tersebar hampir di seluruh tempat di amerika. Jadi kalo kita lebih nyaman menggunakan angkutan umum atau angkot dalm kegiatan sehari - hari, tapi pada suatu waktu butuh mobil untuk beraktifitas hanya beberapa saat, tinggal cari mobil terdekat dari lokasi kita via aplikasi android / iPhone langsung kita bisa menggunakan. Sangat mengurangi kemacetan, polusi dan tentunya praktis sekali.

VSCO on iPhone
3. Bits is the killer app.
Era digital sudah tidak bisa dihindari lagi, semuanya telah bertransformasi dari atom menjadi bits. Atau istilah populernya dari analog menjadi digital. Seperti halnya kamera film, mungkin para penggemar kamera film masih menggunakannya karena alasan 'feel' atau mereka yang skeptis dengan keberadaan kamera digital. Tapi kalau hanya ingin mengejar tampilan visual kamera film, tidak perlu susah - susah dengan kamera film, coba saja aplikasi dari VSCO (Visual Supply). Kalo buat saya sih tone warna yang warm dan grainy itu sudah cukup terkejar oleh aplikasi ini. Toh pada akhirnya kita publish fotonya ke media digital, sangat tidak praktis kalo harus cuci-scan dulu. Langsung edit via iPhone dan upload ke photo sharing seperti flickr dan instagram juga bisa. Atau mungkin kalau di dunia rekaman musik cara merekam analog yang mulai ditinggalkan dan berganti kepada VST (Virtual Studio Technology). Contohnya saja saat merekam track drum dengan kesan vintage ke 'beatles - beatlesan' membutuhkan sebuah ruangan dengan akustik sangat baik, drum berharga puluhan juta, dan tentunya microphone plus alat rekam yang berharga ratusan juta. Mungkin ini berlaku 10thn silam saat dimana teknologi VST belum sesempurna sekarang. Sekarang Untuk melakukannya hanya membutuhkan sebuah PC / Laptop dan sebuah VST Abbey Road 60s drum. Karena kembali lagi kita hidup di era digital, semuanya akan kembali ke bentuk digital.

Bagaimana apakah kalian sudah siap menghadap 3 hal ini?

Source: http://brandgardener.net/yuswohady-janganlah-menjadi-kodak.html