Thursday, June 14, 2012

[Review] Tak Sekedar Alas Kaki

Vans Half Cab

Setelah beberapa waktu silam membahas tentang vans warped tour, ada baiknya sedikit mengenal tentang brand apa yang berada dibalik acara termahsyur di amerika serikat ini. Vans berdiri pada tanggal 1 maret 1966 dengan nama Van Doren Rubber Company di Southern California. Awalnya Paul van doren muda berkerja di sebuah pabrik sepatu Randy's sebagai buruh. Karena keuletannya dalam bekerja hingga akhirnya Paul van doren menjadi Vice president Randy's Shoes. Setelah merasa memiliki cukup ilmu dalam dunia sepatu vulcanized, paul van doren membuat perusahaan sepatu sendiri bersama sahabat dan adiknya. Saat itu hanya ada 3 brand sepatu vulcanized, yaitu Randy's, Keds, dan Converse. Konsep awal brand vans adalah 'custom shoes', karena pada awalnya vans membuatkan sepatu hanya berdasarkan pesanan konsumen. Brand Vans semakin melesat saat sepatu vans checkboard keluar, hingga diangkat di beberapa film holywood. Pada tahun 80an vans pernah mengalami kebangkrutan, memiliki hutang sebesar $11juta - $12juta kepada para vendor bahan sepatu mereka. Kebangkrutan ini disebabkan oleh Jim van doren (adik paul van doren) yang saat itu menjabat sebagai vice president, membuat produk sepatu selain jenis keds. Jim ingin mengembangkan pasar Vans lebih luas dan menyaingi brand nike, adidas, reebok, dan puma yang sudah jauh memimpin pasar sepatu ini. Namun hal itu malah membuat vans menjadi bangkrut karena cost produksi yang tinggi dan pasar tidak terlalu suka dengan produk tersebut. Hingga pada tahun 1988 hak kepemilikan perusahaan vans dibeli oleh McConval-Deluit Corp seharga $75juta. Setelah kontrak dengan McConval-Deluit habis pada tahun 90an, Vans dibeli oleh VFcorp sebuah perusahaan yang sangat concern dengan "Youth Culture" seperti bilabong, quicksilver, dll. Inilah dimana vans membangun music brandingnya, setelah semua urusan intern telah terkendali VFcorp.

Vans Warped Tour 2012 Compilation

Vans yang awalnya merupakan sepatu custom, tidak terlalu memikirkan bagaimana strategi brandingnya. Tetapi ketika Paul Van Doren melihat bahwa kegiatan skateboard di Southern California ini sangat erat hubungannya dengan dunia musik. Setiap kompetisi skateboard pasti menyisipkan pertunjukan musik yang meningkatkan semangat dan adrenalin para peserta. Paul Van Doren mendapat tawaran dari Kevin Lyman (owner 4FINI) untuk membuat sebuah festival kompetisi skateboard dan acara musik terbesar di California saat itu. Pucuk dicinta ulam pun tiba, pihak Vans langsung saja mengiyakan menggelar festival ini, setelah beberapa tahun berjalan event ini menjadi semakin besar dan menjadi bagian dari Music Culture saat itu di California. Mungkin kalau di Inggris bisa di ibaratkan dengan sepatu Doc Mart. Branding dari vans ini menjadi benchmark banyak brand yang akan melakukan music branding.

Kevin Lyman

No comments:

Post a Comment